Cari

Sabtu, 25 Agustus 2012

ERROR SAAT INSTALL OS BLACKBERRY

BlackBerry Crypto error

Bagi pengguna BB yang mencoba mengupgrade atau memformat ulang OS nya mungkin akan mengalami error dengan pesan

"A fatal error has occurred while updating your device’s software. Please try again.
Module incompatible. [J:0x00000011]
The update file “net_rim_crypto.cod” for application “BlackBerry Crypto Library” is not compatible with the version of the application that is installed on your device. Delete the application from your device, and then re-install the application. Warning: If you delete an application from your device, you also delete any device data that is associated with the application."

solusinnya sangat mudah silahkan mengikuti blog ini dan berkomentar untuk solusinya

Jumat, 11 Maret 2011

buat TOP

SIMBOL BAHAYA

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)

Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia) (Chemicals Law) §19/2 didefinisikan sebagai
• Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law) §3a,
• Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan,
• Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :
• Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
• Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)
• Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya)

Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.

Explosive (bersifat mudah meledak)

Huruf kode: E

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.

Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

Oxidizing (pengoksidasi)

Huruf kode: O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Huruf kode:F+

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Huruf kode: F

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Flammable (mudah terbakar)

Huruf kode: tidak ada

Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Akibat desain uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit).
Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50 pulmonary (inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)

Very toxic (sangat beracun)

Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L

Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin

Toxic (beracun)

Huruf kode: T

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)

ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).

Harmful (berbahaya)

Huruf kode: Xn

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48)
yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn.

Bahan-bahan yang dicurigai memiliki
sifat karsinogenik,
juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn,
bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43)
diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).

Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)

‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)

Corrosive (korosif)

Huruf kode: C

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

Irritant (menyebabkan iritasi)

Huruf kode : Xi

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

Bahan berbahaya bagi lingkungan

Huruf kode: N

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

EVALUASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH KIMIA

Pendahuluan

Evaluasi limbah sangat penting untuk tujuan daur ulang atau pembuangan dengan cara yang sesuai. Penghasil dan penyedia bahan berbahaya tersebut bertanggung jawab untuk klasifikasi dan penilaian yang benar.

Klasifikasi limbah menurut peraturan untuk bahan-bahan berbahaya (the Ordinance for Dangerous Goods)

Dasar untuk penilaian limbah menurut peraturan tentang bahan berbahaya adalah sifat-sifat bahaya seperti:
Sifat mudah terbakar (flammability/combustibility)
Sifat pengoksidasi
Toksisitas
Korosifitas
Pembentukan gas mudah terbakar jika kontak dengan air
Kontaminasi dengan bahan penyebab infeksi dan patogenik
Radiasi radioaktif
Sifat polusi air
Melepaskan debu berbahaya
Diferensiasi lanjut di antara golongan bahan berbahaya dapat dibuat melalui daftar bahan. Daftar ini tidak hanya mengandung bahan yang terdefinisi dengan baik (misalnya gasoline, titik didih 60-100oC) tetapi juga meringkas kategori, seperti produk petroleun, tidak dijelaskan lebih lanjut. Klasifikasi dan penilaian limbah berbahaya dibuat menurut sifat fisiko-kimianya (padat/cair, titik didih, titik nyala, data toksisitas).

Penetapan limbah pada salah satu daftar kategori bahaya adalah sulit, jika mereka merupakan campuran padatan atau cairan (larutan). Peraturan bahan berbahaya memberikan petunjuk bagaimana mengklasifikasi limbah. Tetapi untuk ini perlu mengetahui konstituen dan sifat bahaya limbah. Oleh karena itu klasifikasi limbah berbahaya biasanya merupakan tugas kimiawan. Amatir hanya dapat mengerjakan jika ada kategori tertentu karena biasanya kasusnya untuk limbah umum atau jika bahan dapat ditentukan dengan metode uji sederhana.

Untuk limbah transportasi jalan ada petunjuk khusus seperti peraturan bahan berbahaya untuk transportasi jalan atau jalan kereta api (dangerous goods ordinance for road and railroad transportation), yang memerlukan evaluasi dan klasifikasi bahan berbahaya. Jadi, limbah berbahaya harus ditentukan untuk kelas bahaya sesuai dengan sifat bahayanya.

Tabel 1. contoh limbah dalam klas bahan berbahaya yang berbeda
Klas Notasi Contoh
1 Explosive substances and materials containing explosive Kembang api, amunisi
2 Gases Propane, butane, asetilen
3. Flammable liquid substances Alcohol, aseton
4.1 Flammable solid substances Limbah nitroselulosa, limbah karet
4.2 Self-igniting substances Limbah seluloid ,limbah katun yang mengandung minyak
4.3 Substances forming flammable gases Limbah kalsium karbida, logam alkali
5.1 Oxidizing substances Formulasi mengandung ammonium nitrat
5.2 Organic peroxides Asam peroksiasetat
6.1 Toxic substances Kontainer kosong bekas pestisida yang tidak bersih, kemikalia tertentu
6.2 Infectious materials Limbah rumah sakit (material bekas operasi, syringe, jarum suntik)
7 Radioactive materials Limbah radioaktif dengan spesifik aktivitas rendah (mis tritium dari riset biologi)
8 Corrosive substances Asam nitrat, asam sulfat
9 Various hazardous substances and materials Asbes, berbagai bahan polutan air

Klasifikasi limbah menurut organisasi kerjasama dan pengembangan ekonomi, OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Di dalam OECD ada istilah yang disebut ‘traffic light lists’ yang harus diikuti selagi transboundary transportasi limbah. Untuk limbah yang dapat di daur ulang ada kontrol yang berorientasi pada sifat bahaya limbah dan yang didaftar dalam 3 warna (daftar hijau, kuning dan merah)

Daftar hijau
Limbah yang dikategori ke dalam daftar hijau menurut persetujuan OECD tidak akan dikontrol. Kategori ini terdiri dari material seperti potongan logam, baja, logam non-besi, plastic, kertas, kaca, tekstil dan kayu. Bahan berbahaya seperti limbah kimia tidak termasuk dalam kategori ini.

Daftar kuning
Limbah ini perlu suatu kontrol terbatas dan perlu persetujuan dari negara penerima. Limbah dalam kelompok ini antara lain abu, kotoran/endapan, debu logam non-besi, arsen, merkuri, limbah minyak, dan limbah lain yang mengandung kurang dari 50 mg/kg polychlorinated biphenyl (PCB), polychlorinated terphenyl (PCT) dan polybrominated biphenyl (PBB).

Daftar merah

Limbah dalam kategori ini harus dikelola sebagaimana limbah untuk tujuan pembuangan. Transportasi hanya diijinkan jika negara penyedia maupun negara penerima telah menyetujui dan dinyatakan dalam pernyataan tertulis. Limbah ini terutama terdiri dari limbah yang mengandung lebih dari 50 mg/kg PCB/PCT, dan yang mengandung polyhalogenated dibenzo-p-dixon, furan, sianida, dan asbes.

Klasifikasi limbah menurut TRGS 201 (Juli 2002)

Dalam TGRS 201 (Technical Directive for Hazardous Substances) diberikan pedoman untuk klasifikasi dan pelabelan limbah untuk tujuan pembuangan. Pedoman itu juga berlaku untuk limbah-limbah yang digunakan untuk memperoleh energi termal, tetapi tidak berlaku bagi limbah untuk mendaur ulang material. Klasifikasi diorientasikan pada resiko yang mungkin muncul. Resiko paling tinggi yang mungkin terjadi menentukan klasifikasi.

Tabel 2. Kemungkinan resiko yang muncul dari limbah.

Resiko fisiko-kimia Resiko Kesehatan Resiko Lingkungan
Huruf kode untuk simbol bahaya Keterangan bahaya Huruf kode untuk simbol bahaya Keterangan bahaya Huruf kode untuk simbol bahaya Keterangan bahaya
E Eksplosif /mudah meledak (Explosive) T+ Sangat beracun (Very toxic) N Bahaya untuk lingkungan
O Pengoksidasi (Oxidizing ) T Beracun (Toxic) R52-53: bahaya bagi organisme akuatik, dapat menyebabkan efek merugikan dalam jangka panjang di dlm lingkungan perairan
F+ Amat sangat mudah terbakar (Extremely flammable) C Korosif (Corrosive) R53: dapat menyebabkan efek merugikan dalam jangka panjang di dlm lingkungan perairan
F Sangat mudah terbakar (Highly flammable) Xn Berbahaya (Harmful) R59: berbahaya untuk lapisan ozon
Mudah terbakar
R10: flammable Xi Iritan (Irritant)

Sesuai aturan, tidak lebih dari satu keterangan bahaya diseleksi tiap kelompok
Tidak termasuk konstituen dalam limbah yang mengalami reaksi berbahaya antara satu dengan yang lain

Kamis, 10 Maret 2011

kalimat bervariasi

KALIMAT BERVARIASI
Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan “santapan” yang menarik dan nikmat. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja karena memahaminya mudah, tetapi terutama karena sifatnya yang menyenangkan. Dengan demikian mampu membuka selera pembaca.
Pada hakikatnya seorang penulis adalah seorang pembaca. Dan seorang penulis yang efektif otomatis merupakan seorang pembaca yang terbaik. Ia menyadari, membaca merupakan sejenis kerja mental yang bera; memahami maksud sebuah bacaan memang sering kali sukar. Biasanya penulis yang baik itu selalu ingat, membaca itu meletihkan, membosankan, dan acap kali orang merasakan perbuatan membaca sebagai beban mental yang tidak selalu menyenangkan. Oleh sebab itu, pengarang sedapatnya berusaha menghalau keletihan dan kebosanan tadi.
Yang menjadi pangkal persoalan disini ialah bagaimana agar alinea demi alinea dari bacaan yang kita buat itu cukup menarik untuk dibaca. Penulis profesional umumnya mengusahakan hal itu melalui variasi kalimatnya, terutama dalam segi :
(1) cara memulainya,
(2) ukuran panjang singkatnya,
(3) struktur atau polanya, dan
(4) jenisnya.






1. Variasi dalam Cara Memulai
Kalimat pada umumnya dapat dimulai dengan :
(1) subyek,
(2) predikat,
(3) sebuah kata modalitas,
(4) sebuah frase,
(5) sebuah klausa, dan
(6) penekanan yang efektif.
Penulis yang berpengalaman, menggunakan cara di atas untuk menghasilkan alinea yang kalimat-kalimatnya bervariasi. Agar lebih jelas, marilah kita lihat penjelasan berikut ini.

1.1 Memulai Kalimat dengan Subyek
Perhatikan contoh berikut, yang semuanya dimulai dengan subyek:
a. Mencari kekayaan bukanlah hal yang tidak halal.
b. Mencari kekayaan adalah hal yang normal.
c. Orang kaya bukanlah orang yang jahat.
d. Tuhan tidakkah akan memberkati orang yang bekerja dengan tekun dan jujur?
Kalimat yang dimulai dengan cara subyeknya terletak di bagian depan, sangat banyak dipakai dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Ini merupakan cara yang umum dan barang kali orisinal di dalam memulai kalimat. Maka cara-cara lain dalam memulai kalimat adalah merupakan variasi saja dalam menghasilkan komunikasi yang efektif.
Di dalam suatu karangan, tegasnya di dalam sebuah alinea, kalimat itu sudah lain situasinya, dibanding ketika berdiri sendiri-sendiri. Di dalam sebuah karangan, kalimat itu sudah terikat oleh hubungan kerja sama, suatu situasi, dan suatu tema atau topik. Situasi itu langsung mempengaruhi pembaca. Jadi efek yang ditimbulkan bukan lagi oleh masing-masing kalimat, melaiankan situasi yang membentuk kerja sama tadi. Kerja sama yang lancar akan memberikan kesan yang menyenangkan. Dan sebaliknya kerja sama yang tidak lancar, kaku memberikan kesan yang kurang ramah, dan menegangkan. Variasi dapat menciptakan keramahan dan menghalau ketegangan.

1.2 Memulai Kalimat dengan Predikat
Untuk menciptakan variasi dalam sebuah alinea, kalimat dapat diawali dengan predikat. Dapat pula dimulai dengan membalikkan predikat ke depan, kemudian subyeknya menyusul dan seterusnya disusul lagi dengan bagian-bagian kalimat yang lain. Kalimat yang dimulai dengan predikat itulah yang disebut inversi. Unsur inversi bukan hanya terdapat pada permulaan kalimat, tetapi bisa juga di tengah.

1.3 Memulai Kalimat dengan Sebuah Kata Modal
Untuk memberikan variasi kalimat dalam sebuah alinea penulis dapat menggunakan sebuah kata modla untuk mengawali kalimatnya. Perbandinga di bawah ini dapat memberi petunjuk yang lebih jelas lagi mengenai kalimat yang diawali dengan sebuah kata modal.

Dengan Sebuah Kata Modal

Dengan Subyek
Agaknya persoalan itu akan cepat selesai kalau yang berwajib ikut turun tangan.

Persoalan itu Agaknya akan cepat selesai kalau yang berwajib ikut turun tangan.
Banyak ia menemui kesukaran ketika menyelesaikan tugas itu.

Banyak ia menemui kesukaran ketika menyelesaikan tugas itu.
Tiba-tiba aku teringat suatu peristiwa yang aku sendiri sudah lama berusaha melupakannya.

Tiba-tiba aku teringat suatu peristiwa yang aku sendiri sudah lama berusaha melupakannya.

Semua kata yang dicetak tebal berfungsi sebagai kata modal dalam kalimat yang bersangkutan. Di dalam bahasa Indonesia, cukup banyak kata yang dapat berfungsi selaku modal. Fungsinya ialah untuk untuk memberi warna, sehingga pengertian kalimat itu seluruhnya dapat diubah. Berbagai macam sikap bisa kita lukiskan menggunakan kata modal di dalam sebuah kalimat: keragu-raguan, kepastian, kesungguhan, keharusan, keharuan, dan sebagainya.
Untuk menyatakan keragu-raguan : agaknya, barangkali, kira-kira, mungkin, rsanya.
Untuk menyatakan kepastian: tentu, pernah, pasti, jarang, betul, sekali-kali, sering.
Untuk menyatakan kesungguhan: sungguh, sesungguhnya, sekali-kali, benar, sebenarnya, lambat-laun, lama-lama.
Demikian antara lain bentuk kata modal, baik di tengah-tengah kalimat maupun untuk memberikan variasi dalam memulai sebuah alinea.sebuah kata yang bisa mengubah arti keseluruhan sebuah kalimat, maka kata itu dapat digolongkan sebagai kata modal dan dapat ditempatkan pada posisi awal sebuah kalimat. Namun kata itu bukanlah sebuah subyek dan bukan pula predikat.

1.4 Memulai Kalimat dengan Sebuah Frase
Kalimat yang diawali dengan sebuah frase dapat pula digunakanuntuk keperluan variasi di dalam sebuah alinea. Kalimat yang dimulai dengan frase dapat ditempatkan pada permulaan alinea,di tengah atau pada bagian akhirnya. Di dalam sebuah alinea terdapat lebih dari satu kalimat yang diawali dengan sebuah frase. Namun yang menjadi soal di sini bukanlah segi banyaknya, melainkan pemanfaatan sebuah frase dalam variasi kalimat.
Anda, mungkin akan menemukan bermacam-macam frase pada awal kalimat, dan semuanya dapat dilihat dari sudut variasi, untuk lebih jelas, perhatikan contoh dibawah ini ;
Sambil menghapus air mata, anak itu terus membuntuti ibunya.
Sampai batas-batas yang luas, filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil pemikiran yang bebas.
Pada musim panas tahun 1969, saya bersama keluarga bepergian keliling dunia dari Tokyo ke Inggris.
Semua kelompok kata yang dicetak tebal pada contoh di atas di sebut frase. Karena letaknya di bagian depan maka disebut frase depan. Sebuah frase tidak selamanya terdapat di depan kalimat, melainkan bisa juga di tengah atau di akhir kalimat. Berikut ini adalh contoh frase yang menempati posisi tengah dan akhir.
Anak itu terus membuntuti ibunya sambil menghapus air mata.
Filsafat sampai batas-batas yang luas boleh dikatakan merupakan suatu hasil pemikiran yang bebas.
Saya bersama keluarga bepergian keliling dunia dari Tokyo ke Inggris selama musim panas tahun 1969.
Tata bahasa biasanya mengajarkan berbagai macam keterangan predikat yang sering kali kita lihat dalam bentuk frase. Diantaranya ada yang bernama keterangan waktu, keerangan sebab, keterangan perihal, keterangan kualitas dan banyak istilah yang lain.
Tata bahas juga membuat perbedaan antara frase dan kalimat. Pertama, frase itu sering kali merupakan bagian dari sebuah kalimat. Kedua, sebuah frase belum memiliki pengertian yang lengkap. Dan ketiga, di dalam sebuah frase tidak terdapat subyek dan predikat.

1.5 Memulai Kalimat dengan Sebuah Klausa
Memulai kalimat dengan sebuah klausa termasuk salah satu cara pula untuk menciptakan adanya variasi. Seperti juga sebuah frase, sebuah klausa juga bisa menempati posisi awal sebuah kalimat. Seuah klausa hanya ditemui di dalam kalimat luas, tidak soal apakah letaknya di depan, di tengah, atau di belakang. Namun untuk keperluan variasi kalimat di dalam sebuah alinea klausa bisa di gusur ke bagian depan. Contoh kalimat yang dimulai dengan sebuah klausa ialah:
Dalam lapangan apa pun kita bekerja, perbuatan kita sehari-hari akan lebih banyak ditentukan oleh apa yang kita dengar daripada apa yang kita lihat, kita rasakan, dean sebagainya. (Drs. Jazir Burhan)
Seandainya manusia tiada berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. (W.J.S. Poerwadarminta)
Kalau pertumbuhan bahasa Indonesia dibiarkan semaunya saja seperti selama ini, bahasa Indonesia akan jatuh kembali hanya menjadi bahasa pergaulan saja. (Ajib Rosidi)
Dalam contoh ini, semua kelompok kata yang dicetak tebal adalah sebuah klausa. Tata bahasa juga membuat perbedaan antara klausa dan sebuah frase. Perbedaan itu dapat dilihat dalam perbandingan di bawah ini:
Klausa

Frase
Dalam lapangan apapun kita bekerja

Dalam lapangan olahraga
Walaupun umurnya sudah tua

Walaupun demikian
Seandainya manusia tiada berbahasa

Kalau begitu
Jika karangan telah selesai ditulis

Jika telah selesai

Jelaslah bahwa antara klausa dan frase terdapat sedikit perbedaan. Di dalam sebuah klausa terdapat unsur subyek dan predikat, sedangkan frase tidak. Klausa adalah sebuah kalimat yang telah dimasuki oleh sebuah kata penghubung. Bila kata penghubung itu dihilangkan sebuah klausa akan berubah menjadi sebuah kalimat sederhana. Contoh:
Klausa

Kalimat
Walaupun umurnya sudah tua

Umurnya sudah tua.
Pada waktu kami sampai di sekolah

Kami sampai di sekolah.
Karena semua sudah selesai

Semuanya sudah selesai.
Sebelum orang tuanya meninggal

Orang tuanya meninggal

Kata penghubung yang sering digunakan dalam membentuk sebuah klausa misalnya kata setelah, seandainya, ketika, lantaran,. Agar, sekalipun, bagaikan, dan kata lain yang sekeluarga.
wadarminta)
ini. kan lebih banyak ditentukan oleh apa yang kita dengar daripada apa yang kita lihat, kita rasakan,
1.6 Memulai Kalimat dengan Penekanan yang Efektif
Kalimat di dalam sebuah alinea bukan tidak pernah dimulai dengan subyek saja. Ini bukanlah suatu kekecualian. Bila terdapat sebuah alinea yang kalimatnya selalu diawali dengan subyek, itu menandakan ada efek lain yang inga\in dikejar penulisnya. Walaupun ini tampaknya bertentangan dengan prisip-prinsip variasi, tapi untuk memburu keefektifan, tidak ada salahnya. Bahasa tidak diikat oleh keteraturan-keteraturan yang kaku. Bila perlu, sanggup melawan prinsip demi fungsinya sebagai alat komunikasi. Bila suatu cara dianggap efektif untuk suatu maksud, dan itu perlu dilaksanakan, maka di sana ketentuan-ketentuan tata bahasa atau ketentuan-ketentuan apapun tidak berdaya menghalanginya. Didalam bahasa memang sering terjadi dari norma-norma. Terjadinya penyimpangan itu adalah karena keinginan memburu efek yang maksimal, sehingga mampu memberikan gambaran yang senyata-nyatanya. Penekanan ini, ternyata efektif, lalu kita sebut penekanan yang efektif.



2 Variasi dalam Panjang-pendek Kalimat
Variasi kalimat bisa pula diusahakan dengan sekaligus mempergunakan kalimat pendek dan kalimat yang agak panjang dalam sebuah alinea. Kalimat panjang maupun singkat mempunyai nilai sendiri-sendiri. Kerjasama kedua kalimat yang berbeda ini biasanya dapat menghalau kejemuan, keletihan, dan sebaliknya bisa memberikan tenaga yang memikat juga.

2.1 Keefektifan kalimat Singkat
Kalimat singkat memainkan peranan tertentu dalam sebuah karangan. Misalnya dalam sebuah alinea kalimat singkat tidak sama tugas serta fungsinya dengan kalimat panjang. Kalimat singkat biasanya bertugas menyatakan penegasan atau kepastian. Terutama dalam karangan yang bersifat argumentatiff, fungsi kalimat itu jelas sekali. Bila ada suatu sikap yang perlu ditegaskan atau suatu kepastian yang perlu dinyatakan, kalimat singkatlah yang melaksanakan. Disamping memberikan variasi, kalimat singkat juga akan menjadikan karangn lebih komunikatif.

2.2 Keefektifan Kalimat Panjang
Tiap penegasan tentu memerlukan uraian dan perincian. Inilah terutama tugas serta fungsi kalimat panjang dalam sebuah alinea. Tugas kalimat panjang yaitu harus memberikan uraian, ulasan, analisa, detil, alasan tertenru, data, dan lain sebagainya. Memang kalimat panjanglah yang lebih tepat untuk tugas ini buat memperjelas,memerinci, supaya segala sesuatunya menjadi lebih terang serta meyakinkan.
Bagaimana kalimat yang lebih panjang memberikan uraian, perincian, ulasan, fakta, dan sebagainya. Agar lebih jelas, perhatikan contoh yang ditampilkan dengan menderetkannya ke bawah, supaya lebih mudah membandingkannya.
Menekankan : è Bertemu dengan buku tak ubahnya bertemu dengan seorang manusia.
Merinci : è Kita boleh suka atau tidak suka kepadanya, setelah mengadakan pertemuan dengan seseorang, tapi terlebih dahulu kita harus mendengarkan ia bicara.
Menekankan : è Hanya dengan demikian kita dapat mengetahui orang lebih dalam tentangnya.
Merinci : è ada orang yang pada pandangan pertama saja menimbulkan simpati atau antipati pada diri kita, tapi tak mustahil kesan itu berubah setelah kita berbicara dan bertemu dengannya.
Menekankan : è Demikian juga dengan buku
è sebelum membacanya, perasaan antipati sebaiknya disimpan dulu.
è Mungkin berubah kalau kita sudah membacanya.
Merinci : è Dan kalaupun kelak tetap tidak menyukainya, kita akan dapat mengemukakan sebab-musababnya.
è Adalah lebih baik kita tidak menyukai sesuatu atau seseorang setelah kita mengetahui sebab-musababnya daripada secara apriori belaka.
Menekankan : è Apalagi menyukainya!

Peranan yang dimaikan oleh kalimat yang lebih panjang dibanding dengan kalimat yang lebih singkat, jelas sekali pada contoh ini.
, alasan tertenru, data, dan lain sebagainya.
3 Variasi dalam Struktur Kalimat
Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah alinea juga besar artinya dilihat dari sudut variasi. Alinea yang demikian biasanya lebih menyenangkan, tidak seperti membaca alinea yang struktur kalimatnya sama semua. Ini senantiasa dijadikan sasaran apabila mereka menginginkan karagaman struktur. Yang di dalamnya bisa dijumpai kalimat sederhana, kalimat luas, maupun kalimat gabung. Keragaman juga melingkupi berbagai macam pola lain yang terbentuk akibat menggeser unsur-unsur tertentu. Misalnya, pola yang tersusun akibat cara memulainya yang khusus. Termasuk pola yang kita kenal dengan istilah inversi, kalimat aktif, dan kalimat pasif.

4 Variasi dalam jenis kalimat
Dengan menggunakan berbagai jenis kalimat dapat menghasilkan berbagai jenis variasi. Di samping kalimat berita, juga digunakan kalimat tanya, kalimat pinta, dan kalimat seru. Begitu pula di samping kalimat tidak langsung juga digunakan kalimat langsung. Berdasarkan fungsinya kalimat dibedakan menjadi empat jenis.
Kalimat berita, kalimat yang berfungsi memberitahukan sesuatu.
Kalimat pinta, fungsinya menyatakan kehendak, keinginan, harapan, dan lain sebagainya.
Kalimat tanya, kalimat yang menyatakan pertanyaan.
Kalimat seru, berfungsi menyatakan perasaan yang kuat. Misalnya perasaan haru, kagum, heran, benci, jengkel, kecewa, dan sebagainya.
Disamping kalimat tersebut, ada lagi kallimat lain yang di sebut kalimat langsung dan tidak langsung. Disebut kalimat langsung apabila menyatakan ucapan-ucapan orang lain menurut apa adanya. Bila ucapan seseorang dilukiskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri, dengan maksud yang sama maka hasilnya adalah kalimat tidak langsung.
4.1 Variasi dengan Kalimat Tanya
Kalimat tanya ternyata efektif untuk menghasilkan variasi kalimat dalam karya tulis. Memang sukar untuk menampilkan kalimat tanya dalam setiap alinea karangan. Dalam tiap karangan biasanya selalu ada bagian yang khusus memberikan informasi. Di sini kalimat beritalah yang terutama memainkan peranan. Akan tetapi, sebuah karangan tidak begitu menarik apabila di dalamnya hanya terdapat kalimat berita atau ditambah dengan kalimat pinta bagaimanapun halusnya cara penyampaiannya. Dengan kalimat berita saja, penulis berarti omong sepihak saja. Untuk itu kalimat tanya diikutsertakan. Dengan sekali-kali menampilkan kalimat tanya berarti pembaca seakan-akan diajak turut serta dalam pembicaraan itu. Kalimat tanya tidak selamanya bersifat menanyakan karena tidak tahu, akan tetapi juga dapat digunakan untuk keperluan variasi. Sebuah kalimat tanya misalnya, mengapa, apakah, bukankah, benarkah, bagaimana kalau, dan lain sebagainya.

4.2 Variasi dengan Kalimat Seru
Namanya saja kalimat seru. Suatu permainan bisa menjadi lebih seru manakal ia dapat berperan secara tepat. Dalam sebuah karangan, kalimat seru bukan membuat bacaan menjadi lebih seru, melainkan berfungsi membahasakan ekspresi-emosional yang kuat.

4.3 Variasi dengan Kalimat Langsung
Variasi dengan kalimat langsung dapat diuashakan dengan kalimat langsung. Dalam memaparkan ucapan atau pendapat orang tentang sesuatusoa, penggambaran dengan kalimat langsung biasanya lebih kongkret. Banyak sumber untuk menghasilkan kalimat langsung dalam suatu karya tulis. Seperti hasil wawancara, atau tanya-jawab, pidato, atau ceramah, sebuah buku, ucapan seorang pelaku dari sebuah cerita fiksi. Beberapa ucapan yang kita rasa penting, dan yang kita anggap ucapan ekspresif, kita tampilkan dalam bentuk kalimat langsung.

Sabtu, 26 Februari 2011

AURORA




Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.

Aurora cemerlang penuh warna, indah penuh pesona. Ini adalah cahaya yang dipancarkan setelah mendapat benturan karena dalam atmosfer mengandung sejumlah besar gas dari unsur yang berbeda. Umumnya Cahaya Kutub yang sering ditemui berwarna hijau kekuningan, ini disebabkan bagian partikel yang membawa energi berbenturan dengan molekul oksigen yang hanya berjarak 20km dari permukaan bumi: ketika molekul nitrogen mendapat benturan partikel, akan memancarkan cahaya ungu kemerahan. Nitrogen, akan memancarkan cahaya biru: sedangkan nitrogen yang netral akan memancarkan cahaya merah. Karena itu, orang-orang baru dapat melihat garis cahaya merah, biru, hijau dan ungu yang berselang-seling menyelimuti angkasa. Bahkan aurora yang indah cermerlang memperlihatkan bentuk yang selalu berubah, ada yang berbentuk tirai, busur, pita, sinar dan berbagai macam bentuk lainnya.

Kuat atau lemahnya solar wind dipengaruhi aktivitas di permukaan matahari, saat matahari semakin aktif, bintik di permukaan semakin banyak atau terjadi letusan protuberan atau lubang korona semakin besar, solar wind yang dipancarkan semakin kuat. Partikel bermuatan listrik yang terkandung di dalamnya semakin banyak: saat solar wind yang lebih padat ini melintas di sekitar bumi pasti akan menghasilkan aurora yang lebih indah dan menyilaukan, saat itulah orang-orang dapat menyaksikan pemandangan aurora yang lebih indah dibanding tahun-tahun biasa, atau kawasan yang bergaris lintang lebih rendah juga akan muncul aurora. Misalnya pada akhir Oktober atau awal November 2003, terjadi fenomena gemerlapan super tingkat X berkali-kali secara berturut-turut dan semburan materi korona di permukaan matahari, bahkan dapat melihat aurora di Florida AS yang garis lintangnya hanya 40 derajad.

Munculnya aurora harus memiliki dua prasyarat, pertama suhu harus rendah, kedua cuaca harus cerah. Sejumlah besar negara di dunia juga kerap akan tampak aurora, di antaranya termasuk Norwegia, Rusia, Finlandia, Kanada bagian utara dan Alaska, AS dan dll.Di Ft. Mc. Murray, Kanada dan White House selain relatif murah, merupakan tempat pemandangan terbaik aurora, waktunya adalah setiap tahun pada Oktober dan April tahun berikutnya.

Rabu, 23 Februari 2011

Alat Industri Kimia Proses

10 Alat Proses Pada Pabrik Kelapa Sawit

1. Pengeringan Minyak (vacum dryer)


Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar kotoran 0,013 – 0,015%.
Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar kedalam tabung hampa. Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk kedalam kondensor 1, sisa uap kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh ejector 3 dan dibuang ke atmosper atau udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2 langsung dibuang. Minyak ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank )dan selanjutnya dipompakan ketangki timbun.



2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)

Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO). Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu penyaringan masa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan dalam tangki mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur ( sludge ).
2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.


3. Boiler


Boiler adalah alat yang di gunakan untuk menghasilkan steam. .
1. Inspeksi dan Persiapan Pengapian boiler
Langkah persiapan yang harus dilakukan :
1) Yakinkanlah bahwa semua bagian-bagian yang berputar dan bergerak/bergeser telah diberi minyak pelumas secukupnya.
2) Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara berhati-hati kondisi roster, kondisi dinding dapur, dan nozel udara apakah ada kemungkinan tersumbat.
3) Yakinkanlah bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan sempurna.
4) Periksa semua damper pengatur udara untuk dicoba dan diteliti ratio (perbandingan) pembukaan alat penyetel dengan posisi damper. Buka penuh damper Induced Draft fan.
5) Periksa kwantity (jumlah) bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk pengoperasian awal.
6) Operasikan peralatan pengisi bahan bakar dalam keadaan kosong untuk meneliti fungsinya. Selanjutnya masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar hingga merata diatas rangka bakar dan lakukan pengapian untuk pemanasan awal dengan tanpa mengoperasikan komponen-komponennya kecuali Instrument Panel.
7) Untuk pengoprasian ketel, pada saat pemanasan awal keterangan blow down pada header Atas dan kerangan starting valve harus terbuka penuh. Kedua kerangan ini boleh ditutup penuh setelah main steam valve (kerangan utama) dibuka.


2. Pengapian boiler
Setelah persiapan pengapian telah terpenuhi, yakinkan bahwa didalam ruang dapur telah menerima panas secara merata, dan dari keterangan Air Vent telah keluar steam yang berarti tidak akan terjadi pemuaian mendadak, dan telah diperoleh tekanan pada ketel min. 1-1,5 kg/cm2 selama pemanasan awal. Maka kita dapat melakukan pengapian dengan mengikuti prosedur dibawah ini :
1) Periksa Kondisi air dalam water level (gelas penduga).
2) Operasikan komponen-komponen seperti :
 Double damper
 Draft Control
Perhatikan jika ada kesalahan fungsinya.
3) Operasikan I.D.fan dengan damper ditutup sama sekali. Perlu diketahui bahwa didalam Boiler Panel dilengkapi dengan system Inter lock.
4) Setelah I.D. Fan beroperasi normal, posisikan handle draft control ke posisi Auto.
5) Operasikan F.D.Fan dengan damper utama ditutup sama sekali dan damper udara dibawah fire grate tetap buka  30 – 40 %.
6) Operasikan jet Fan (2nd F.D.Fan) dengan damper utama dibuka 50-70%, damper ke ruang bakar dibuka  30 % dan damper udara ke chute bahan bakar sesuai kebutuhan (lihat posisi jatuhnya bahan bakar didalam ruang bakar). Biarkan kondisi seperti ini selama 15 menit untuk menstabilkan system balancing draft didalam ruang dapur.
7) Perhatikan bila boiler yang menggunakan Super Heater. Maka pada saat start pengoperasiannya kerangan blow down pada super heater dan starting valve harus terbuka 100% : gunanya agar kandungan air yang tertinggal didalam pipa super heater keluar. Kerangan blow down dari super heater ini dapat ditutup setelah Main Steam valve (kerangan utama) dibuka.
8) Operasikan alat pensupply bahan bakar (Rotary Feeder).
9) Karena pembakaran didalam ruang dapur belum besar, jatuhkan bahan bakar secara perlahan-lahan hingga tekanan furnace mencapai -5 s/d -10mm Ag, prosedure ini harus ditempuh secepat mungkin setelah tekanan dapur menaik, sebab kemungkinan timbul tekanan balik (back fire). Jangan berdiri tepat didepan lobang pengisian.
10) Tutup kerangan buang udara (Air Vent) bila tekanan Boiler mencapai 0,5 – 1 kg/cm2.
11) Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan membuka damper utama F.D.Fan yang dapat dikontrol melalui instrument panel. Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan dibawah ini :
Untuk menaikkan tekanan harus ikut mempertimbangkan faktor thermal expansi (pemuaian panas) dari badan, dinding dapur dan bagian-bagian lain ketel agar tidak terjadi bahaya lanjutan akibat pemuaian paksa. Menaikkan tekanan dengan tiba-tiba akan mengakibatkan bahaya kebocoran atau retak pada pasangan batu api. Pada saat tekanan Boiler naik secara perlahan-lahan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Apabila Uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus dioperasikan untuk menjaga agar handle dari masing-masing kerangan itu dapat bergerak bebas walaupun ada thermal expansi.
2. Untuk Boiler baru, apabila tekanan mencapai 5-10 kg/cm2 setiap sambungan dengan mur pada tutup manhole harus dikencangkan kembali. Meter level air, kerangan pembuang, meter tekanan dan peralatan-peralatan lainnya harus diinspeksi kefungsiannya.
3. Apabila ketel telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman (safety valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat handlenya untuk meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat bekerja dengan baik.
4. Lakukan pemanasan pada steam pump, agar steam pum dapat tetap stand by untuk menjaga apabila arus listrik putus pada saat boiler sedang full operation.
5. Diperiksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang disebabkan oleh thermal expansie.
6. Diteliti apakah ada kondisi yang kemungkinan abnormal pada setiap bagian yang berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada kemungkinan terlalu panasnya Induced Draft fan.
7. Penyaluran uap pada waktu operasi normal dari ketel .
 Setiap kerangan pembuang (drain valve) pada pemipaan uap harus dibuka.
 Yakinkanlah bahwa tidak ada terjadi bahaya Hummering air, atau bunyi abnormal atau kebocoran setelah dibukanya keran stop utama.
 Pembukaan total kerangan uap uap utama secara tiba-tiba harus dihindarkan. Yang dikhawatirkan kemungkinan turunnya tekanan secara tiba-tiba dan kenaikkan level air yang tiba-tiba, yang akan menyebabkan bahaya lanjutan.


4. Digester



Fungsi dari digester adalah :
a) Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji )
b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya
c) Untuk menaikkan temperature buah
d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah
e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga mengurangi volume pengempaan .
Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan, dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa keluar dari ketel adukan menuju screw press
Untuk memudahkan pencacahan/pelumatan diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan, yaitu :
a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah sulit dilepas dari nut dan sulit dilumat.
b) Volume digester minimal ¾ penuh
c) Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit.
d) Temperature yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan minyak rendah.


5. Sentripusi Sludge (Sludge Separator)

Sentripusi Sludge berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terkandung dalam sludge. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (paringan disc) menuju reclaimed oil tank dan kemudian akan di pompakan ke tangki pemisah (continuous settling tank). Cairan dan sludge yang berat jenisnya lebih besar terdorong kebagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pengoperasiannya, yaitu :
1. Suhu sludge yang masuk harus di kontrol sekitar 90-950C
2. Penambahan air uuntuk dilusi harus menggunakan air panas
3. Setiap empat jam dilakukan pencucian bowl
4. pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap hari


6. Screw Press




Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang pada ujungnya terdapat konus yang dapat maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main screw lalu ditampung dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feed screw dilakukan injeksi uap pada digester dan penambahan air panas pada temperatur 90-95oC. Ampas akan diolah untuk mendapatkan inti (kernel).
Pelumatan pada screw press memakai air pengencer yang berfungsi untuk mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pengentalan (emulsi). Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengempaan :
1) Pada pengempaan dilakukan injeksi uap dan air panas pada temperature 90-95oC.
2) Penekanan harus dilakukan berangsur – angsur dari tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40 bar.


Tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan :
1) Jumlah biji pecah bertambah
2) Jumlah serat – serat halus yang terikut minyak bertambah sehingga mempersulit prosess selanjutnya.
Tekanan kempa yang rendah menyebabkan :
1) Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.
2) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna.
3) Ampas menjadi basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku ketel uap.
4) Jumlah air pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat mempengaruhi kandungan air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake akan lebih sulit pada CBC (Cake Breaker Conveyor)
5) Pemberian air dilakukakn dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah atau di chute screw press.


7. Sentripusi Minyak (Oil Purifier)

Sentripusi Minyak adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air dan kadar kotoran pada minyak produksi dengan mekanisme gaya sentrifugal, prinsip kerjanya adalah gerakan putar dengan kecepatan antara 5000-6000 rpm dan suhu minyak diusahakan 90 – 950C. Akibat gaya sentrifugal yang terjadi maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak ke arah poros, dan terdorong keluar oleh sudu – sudu, sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kearah dinding bowl. Air keluar, dan padatan melekat pada dinding bowl yang dapat di bersihkan dengan pencucian.



8. Drum Pemolis (Polishing Drum)

Polishing drum adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan juga memisahkan biji-biji kecil dan inti pecah yang terikut. Pollishing drum terdiri dari sebuah drum yang diputar oleh sebuah rantai dan sisi di ujung drum berlubang-lubang sesuai ukuran nut.


9. Hydrocyclone

Hydrocyclone meruapakan sebuah alat yang berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang dengan berdasarkan gravity dengan media air. Cangkang dan inti masuk ke Bak Hydrocyclone dipompakan ke cyclone inti berdasarkan putaran air melalui cones dengan diameter 45-48 mm, lalu inti yang ringan naik keatas masuk ke tromol inti, untuk selanjutnya dikirim ke kernel driyer. Sedangkan fraksi berat (cangkang) jatuh ke bawah masuk ke bak Hydrocyclone cangkang dan dipompakan ke cyclone cangkang berdasarkan putaran melalui cones dengan diameter 53-55 mm untuk pemisahan kembali. Cangkang ke Hopper cangkang, sedang intinya masuk ke bak Hydrocyclone inti untuk proses pemisahan kembali.


10. Rebusan(Sterilizer)

Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh hasil perebusan yang sempurna.
Proses perebusan TBS dilakukan dengan tujuan:
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai 120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan minyak dan cake ketika dikempa.
4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari cangkang saat poses pemecahan biji.
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan air pada CST.

Alat Industri Kimia

5 JENIS TANGKI


1.Balance Tank


Balance tank berfungsi untuk menampung cairan sludge yang akan diolah disludge separator. Tangki ini memiliki 3 buah pipa. Pipa I terdapat dibawah tangki untuk menyalurkan sludge ke sludge separator, pipa II berada pada bagian tangki yang atas untuk pemasukan sludge ke balance tank, sedangkan pipa yang ke tiga digunakan apabila sludge dalam tangki terlalu penuh . Untuk mempertahankan sludge pada temperatur 90 – 95 °C,didalm tangki ini dialirakan steam. Tangki ini terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit.








2. Tangki Pemisah (Continuous Settling Tank)


Didalam tangki ini dilakukan pemisahan pertama minyak dengan sludge secara pengendapan. Untuk mempermudah pemisahan suhu dipertahankan 90-95oC. Berdasarkan perbedaan berat jenis, minyak yang berat jenisnya lebih kecil naik keatas melalui skimmer (payung pengutipan minyak) masuk ke oil Tank, sedangkan yang berat jenisnya lebih besar akan turun kebawah lalu di alirkan ke sludge tank.
Spesifikasi Teknik :
 Jumlah :
1unit
 Kapasitas : 90M³
 Kecepatan Agitator : 13 rpm
 Tebal Plat : Atas Mild Steel 8 mm, Tengah Mild Steel
9 mm, Bawah Mild Steel 10 mm
 Tinggi tangki : 6000 mm.
Pemisahan minyak dengan sludge memerlukan kondisi sebagai berikut :
 Suhu cairan : 90-95°C
 Ketebalan minyak : 60cm
 Waktu tinggal minyak kasar di CST minimal 6 jam

3. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)



Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah di oil purifier sekaligus pengendapan kotoran yang masih terikut pada minyak.Pada oil tank suhu harus dijaga 95 0C, sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap. Agar kotoran yang dapat mempengaruhi kemurnian minyak tidak menumpuk maka dilakukan blow down secara rutin.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Saringan uap yang mengalir harus berfungsi dengan baik.
2) Dengan penambahan uap diharapkan kadar air dan minyak di oil tank antara 0,5 – 0,7% dan kadar kotoran antara 0,1 – 0,3%
3) Pipa uap spiral sebaiknya terbenam dalam cairan minyak untuk mendapatkan transfer panas yang efektif.


4. Sand Trap Tank



Sand trap tank adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan pasir yang terbawa dalam minyak kasar. Prinsip kerja sand trap tank adalah pemisahan berdasarkan berat jenis dengan cara pengendapan. Tangki ini biasanya terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit.
Spesifikasi
a. Diameter = 1760 mm
b. Tinggi = 2520 mm
c. Bahan = Mild steel plate 6 mm
d. Pipa Steam = 3 inchi, Butterfly Valve
e. Pipa Drain = 6 Inch



5. Tangki Timbun (Storage Tank)


Tangki timbun adalah sebuah wadah penyimpanan, biasanya digunakan untuk menyimpan cairan, terkadang untuk menyimpan gas. Tangki timbun digunakan di pabrik kelapa sawit dan hampir seluruh pabrik besar.